Minggu, 19 Oktober 2008

AIR MATAKU TAK ASIN LAGI

SKENARIO

FILM PENDEK

JUDUL : AIRMATAKU TAK ASIN LAGI

DURASI : ± 20 MENIT

PARA PELAKU :

1. BITA

25 tahun, profesi sekretaris, sederhana, tidak materialistis, agak introvert terkecuali hanya pada sahabat kentalnya dia merasa safety ketika curhat, sangat menyayangi adik perempuan satu-satunya melebihi rasa sayangnya kepada tunangannya sendiri, sangat mandiri, terlalu sensitif, disiplin banget terutama soal waktu.

2. JANETH

22 tahun, mahasiswi, manja, adik kandung Bita, suka begadang, super cuek, tidak terlalu pusing dengan penampilannya yang penting sepatu kets hadiah ultah dari mendiang papanya harus selalu menemaninya setiap kali ia pergi ke kampus.

3. VINCENT

28 tahun, berdarah Batak, pengusaha, romantis, calon suami Bita, penampilannya sederhana, low profile, agak humoris, dermawan.

4. VEGA

26 tahun, profesi marketing, latah, bijak, pandai menyimpan rahasia, sahabat kental Bita, sedikit keras, ceriwis, agak tomboy tapi hobi memasak walaupun cuma menu ala kadarnya, perokok, gak tahan geli.

5. SATRIA

23 tahun, mahasiswa, egois, posesif, pola pikirnya terkadang sedikit kekanakan, pacar Vega, cengeng, gemar menciptakan lagu sendiri dan hanya untuk dinikmati diri sendiri pula, punya kebiasaan yang unik kalau sedang suntuk dengan jalan melantunkan lagu ciptaannya sendiri di bawah keremangan malam dengan menyalakan sebatang lilin serta ditemani secangkir kopi pahit.

6. RENATA

23 tahun, lesbian, kekasih Vega, lemah lembut

7. MAMA GRACE

40 tahun, mama tiri Bita dan Janeth, aktifitasnya sehari-hari lebih dominan dihabiskan untuk mengurusi bisnis mendiang papa Bita dan Janeth, dandanannya sekarang sok kaya tapi norak, padahal sebelum dinikahi papa Bita dan Janeth profesinya hanyalah seorang penjual barang-barang kreditan, matre, suka sok sibuk di depan kedua anak tirinya, jarang memberi perhatian pada kedua anak tirinya.

8. OTONG

30 tahun, pengemis buta yang punya wilayah khusus ketika mengemis yaitu area parkir umum, sasarannya adalah mobil yang sedang parkir tapi masih ada orang di dalamnya, memiliki cara unik ketika mengemis yaitu dengan jalan mengetok-ketok kaca mobil yang sedang parkir.

9. BROTO

35 tahun, berprofesi sebagai tukang parkir di sebuah parkir umum di depan pertokoan, kawan akrab Otong, terkadang kalau pas parkir lagi sepi, da membantu Otong mengantar ke area parkir lain untuk beroperasi, boros, punya kebiasaan mencatat nomor mobil yang sedang parkir kemudian dijadikan bahan untuk membeli angka togel.

10. BEBERAPA FIGURAN NON DIALOG

SETTING IN DOOR / INTERIOR :

1. Ruang makan rumah Bita

2. Kamar tidur Bita

3. Mobil Vincent

4. Ruang tengah kost Vega

SETTING OUT DOOR / EXTERIOR :

1. Etalase butik gaun pengantin

2. Teras depan kost Vega

3. Pemakaman Umum Nasrani

4. Gereja / biara


SINOPSIS :

Goncangan jiwa unik yang tiba-tiba muncul dalam diri Bita, berawal dari kematian papanya setahun lalu. Kedok Grace, mama tirinya mulai terkuak. Ternyata Grace selama ini hanya menginginkan harta mendiang papanya. Beberapa bulan semenjak kematian papanya, Grace tak lagi menghiraukan Bita dan Janeth. Setiap hari dia hanya mengurusi bisnis dan bisnis, yang tentu saja semua itu adalah hasil jerih payah mendiang papa Bita dan Janeth. Untungnya Bita sudah bekerja, jadi dia tidak terlalu pusing dalam hal materi. Bita juga masih sanggup membiayai kuliah adik semata wayangnya, Janeth. Apalagi, Bita juga memiliki Vincent, yang dua bulan lagi akan sah jadi suaminya. Profesi Vincent sebagai pengusaha dan anak tunggal dari keluarga berada selalu memberi support Bita dan Janeth. Tak kurang-kurang Vincent selalu membantu dalam hal materi, meskipun Bita tak pernah menuntut hal itu untuk harus dilakukan. Karena Bita bukan tipe cewek matre. Dampak lain kematian papanya yang paling terasa ada pada Janeth. Janeth yang paling terpukul, karena semasa hidup, mendiang papanya sangat memanjakan dia. Dan sekarang, hal itu tidak pernah Janeth dapat dari mama tirinya. Untung Janeth masih punya Bita, yang berusaha menggantikan posisi mendiang papanya. Bita selalu berusaha memanjakan Janeth seoptimal mungkin. Segala pengorbanan Bita lakukan hanya demi Janeth.

Entah kenapa, tiba-tiba Bita merasa perhatian yang selama ini dicurahkan pada adiknya berdampak lain dengan psikisnya. Bita merasakan perasaan yang aneh. Bita selalu horny setiap kali berada di dekat Janeth. Dan Bita tidak akan tenang, jika belum mencium bibir Janeth. Bita jatuh cinta pada Janeth ? Benar-benar peristiwa kiamat kecil. Lucunya, Janeth tidak pernah menafsirkan lain segala perilaku Bita padanya. Karena semasa hidup, mendiang papanya juga selalu melakukan hal yang sama pada Janeth, memeluk dan mencium bibir Janeth dengan penuh kasih sayang.

Gejolak batin Bita carut marut. Kenapa hal ini terjadi pada saat menjelang detik-detik hari bahagianya bersama Vincent, calon suaminya, dua bulan lagi. Bita sangat mencintai Vincent. Vega, sahabat karib Bita juga sudah sangat cukup pusing dengan segala dilema yang dialami Bita. Karena Vega adalah satu-satunya orang yang menyimpan rahasia jati diri Bita saat ini yang terbilang unik. Hal itu cukup menjadi beban bagi Vega, beban bagaimana ketika dia menghadapi Vincent dan Janeth. Berkali-kali Vega selalu menyarankan Bita untuk pergi ke konselor yang menangani kasus homo dan lesbi. Tapi Bita selalu menolak dengan alasan malu, karena itu merupakan aib yang tak perlu orang lain sampai iba padanya. Pengorbanan Vega demi sahabat karibnya ini akhirnya berdampak buruk bagi hubungan asmaranya, karena dia harus mengakhiri hubungan asmara dengan cowoknya, Satria.

Tiba pada detik tertentu, Bita akhirnya mengambil sebuah keputusan yang tentunya cukup mengorbankan ketenangan batinnya. Dan tentu saja keputusan inipun berdampak tragis bagi orang-orang terdekat Bita. Siapa sanggup menduga jika ternyata keputusan yang diambilnya justru malah menjerumuskan Bita ke jurang yang lebih kelam. Dan Bita tidak menyadari hal itu.


ALUR CERITA :

01. INT. RUANG MAKAN RUMAH BITA / PAGI HARI

Pelaku : Bita, Janeth, Mama Grace

BITA :

(setengah berteriak)

Jane, sayang, sarapan, kesukaanmu sudah siap.

Buruan, ntar kamu terlambat lagi ke kampus

JANETH :

(sambil buru-buru mengunci pintu kamarnya)

Iya-iya. Aduh, mana hari pertama middle test lagi. Ngapain juga gue semalam bergadang, nyesel dech jadi bangun kesiangan.

BITA :

Udah, ntar kakak anterin kamu dulu sampe ke kampus baru kakak ke kantor.

JANETH :

Lho, kakak kesiangan nanti ke kantor

BITA :

Nggak apa-apa. Kakak sudah ijin sama bos kalau hari ini kakak mau datang siang, pokoknya kakak akan lakukan apapun untuk adik kakak tercinta ini

(sambil mencium kening adiknya)

JANETH :

Ah, kakak bisa aja. Janeth juga sayang ama kakak

Bita langsung memeluk dan mencium bibir Janeth dengan penuh kasih. Kemudian Mama Grace muncul dari dalam kamarnya, sambil tetap sibuk dengan ponselnya tanpa memperhatikan kedua anak tirinya di meja makan

JANETH :

(teriak) Mama nggak sarapan dulu ?

MAMA GRACE :

(sambil tetap menelpon) Nggak usah. Ntar aja di jalan.

Mama sudah terlambat, mama jalan dulu yach, jangan lupa kunci pintu,

Grace pergi begitu saja tanpa mencium kedua anak tirinya

JANETH :

(sedih) Mengapa papa cepat pergi ya kak?

BITA :

Sudah. Kamu kan masih punya kakak.

CUT TO

1

02. INT. KAMAR KOST VEGA / SIANG HARI

Pelaku : Vega, Bita

Vega selalu ke kost untuk makan siang, terkadang Bita ikut gabung karena masakan Vega lebih lezat ketimbang menu di kantin kantor mereka.

VEGA :

Aku sudah tak punya daya menghadapi masalahmu. Terlalu berat bagiku untuk menyimpan rahasia ini, Bit.

BITA :

Please, kau adalah satu-satunya harapanku untuk dapat bertahan dari mimpi buruk ini.

VEGA :

Aku tahu dan tak perlu memperjelaskan tentang itu. 10 tahun kita bersahabat dan kau paham betul sifatku sampai berapa gigiku yang berlubangpun kau tau jumlahnya. Yang aku sesalkan mengapa kau harus jatuh hati pada Janeth. adik kandungmu sendiri. Almarhum papamu tidak akan tenag di alam sana. Kau benar-benar sudah melawan suratan kodrat. Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan.

BITA :

Vega, kau jangan makin memojokkanku. Perasaan itu muncul tiba-tiba beberapa bulan sejak meninggalnya papa. Aku ingin memanjakan Janeth seperti layaknya papa melakukan hal itu semasa hidupnya. Janeth butuh sosok pelindung. Mama grace… ternyata kedoknya mulai kelihatan sekarang, sejak papa meninggal dia hanya menginginkan harta papa saja. Sedikitpun dia tak pernah memberikan kasih sayangnya padaku terutama pada Janeth.

VEGA :

Lantas bagaimana dengan Vincent ?

Bukankah hari pernikahan kalian kurang 2 bulan lagi ?

Mengapa kamu selau menolak setiap kali aku mengajakmu konsultasi?

Sepertinya jiwamu harus menjalani shock terapi. Percuma kau curhat padaku kalau akupun tak sanggup berbuat apapun. Aku akan ikut berdosa seumur hidup.

Tegakah kamu mengkhianati kesetiaan Vincent padamu ?

BITA :

Aku bingung.

Aku juga tidak berniat menyakiti perasaan kak Vincent.

Aku juga sangat mencintai Janeth.

Sampai kapanpun orang lain tidak boleh tahu.

Aku tidak ingin kemudian tatapan-tatapan aneh memandangiku

dengan penuh tanda tanya besar.

Ha, Bita lesbian ? Oh, tidak..tidak. Aku ingin segera keluar dari mimpi buruk ini. Tapi mengapa setiap melihat raut wajah Janeth, getaran rasa ini semakin menjadi.

2

VEGA :

Aku bisa merasakan kesakitanmu saat ini Bita.

Dan akupun merasa tidak berarti apa-apa sebagai seorang sahabat.

Betapa bodohnya aku sampai tidak sanggup membantu melepaskanmu dari belenggu ini.

BITA :

Kau tidak bersalah.

Aku cukup bersyukur dan bahagia karena kamu masih tetap setia

bersahabat denganku meski kondisi jiwaku mulai tidak seimbang.

Dan kaupun tidak merasa risih dekat denganku.

Malah aku merasa persahabatan kita semakin kental.

Mungkin aku butuh merenung sejenak.

Tiba-tiba ponsel Bita berdering. Panggilan dari kantor.

CUT TO

03. EXT/IN. TROTOAR DEPAN ETALASE BUTIK-MOBIL / SORE HARI

Pelaku : Vincent, Bita

Mobil Vincent berhenti tepat di depan butik langganan mamanya. Dialog terjadi di dalam mobil.

VINCENT :

Sayang, coba kau tengok gaun pengantin itu.

Aku ingin kau mengenakannya di hari bahagia kita nanti.

Aku sudah tidak sabar. Mengapa dua bulan menjadi lama sekali.

Sini tanganmu.

Vincent menempelkan telapak tangan Bita ke dadanya. Jantungku selalu berdegup kencang setiap kali aku melewati butik ini. Ingin rasanya mempercepat hari pernikahan kita.

Tanpa terasa airmata Bita meleleh.

VINCENT :

Mengapa kamu menangis sayang ?

Please ….. aku tidak ingin kau …

Belum selesai Vincent bicara, Bita menutup bibir Vincent dengan jari lembutnya.

BITA :

Sssttt… Kakak jangan salah mengerti.

Bita cuma teringat, andai papa masih hidup,

tentu dia akan tersenyum bahagia menyaksikan kebahagiaan kita.

(Bita tampak ragu-ragu mengucapkannya)

Vincent mengecup kening Bita.

3

VINCENT :

Sayang, ada pertemuan pasti ada perpisahan.

Kita semua pada saatnya nanti akan kembali pada-Nya.

Sekarang Bita akan menjadi milik kak Vincent.

Kak Vincent akan berkorban apapun demi kebahagiaan Bita.

I’ll never leave you honey, forever. I swear.

BITA :

(dalam hati) Kak Vincent, maafkan Bita.

VINCENT :

Mari sayang, kita turun. Desainernya sudah menunggu di dalam.

CUT TO

04. INT. KAMAR TIDUR BITA / SIANG HARI

Pelaku : Bita

Tampak Bita sedang memandangi gaun pengantinnya. Hatinya semakin bergejolak, karena malam itulah malam terakhir dia harus segera mengambil keputusan sebelum semuanya terlambat. Karena besok, Vincent berniat mengajaknya untuk foto sesi di studio untuk cover souvenir pernikahan mereka nanti.

Bita mondar-mandir tak menentu. Sesekali dia mengambil pena dan berniat akan menulis. Setelah menghela nafas panjang, Bita kemudian mulai menulis.

Atas nama bapa, dan putra, dan roh kudus, amin.

Semoga ini jalan yang terbaik bagi semuanya (ucap Bita lirih)

Selesai menulis, dengan tampak ragu Bita kemudian melipat kertas itu dan meletakkannya di atas gaun pengantinnya.

Kak Vincent, Janeth, maafkan Bita. Ini sudah menjadi pilihan Bita.

Sambil memandangi foto Janeth dan Vincent. Selang beberapa detik kemudian, Bita meraih tas dan pergi meninggalkan kamarnya dengan berat hati.

CUT TO

05. EXT. PEMAKAMAN UMUM NASRANI / SORE HARI

Pelaku : Bita

Di depan makam papanya, Bita bersimpuh.

Papa, maafkan Bita karena tidak sanggup lagi berada di dekat Janeth.

Aku akan titip agar Vega dapat menjaganya. Aku tahu, pasti saat ini papa menangis.

Aku dapat merasakan kesedihan papa karena Bita.

Tapi Bita juga tidak ingin tersiksa batin lantas kemudian masuk Rumah Sakit Jiwa.

Papa, restuilah pilihan Bita ini.

Bita paham ini akan sangat menyakitkan. Tapi Bita tak punya pilihan lain lagi.

Papa, semoga Allah mengampuni Bita dan semoga Papa bahagia di alam sana.

4

Setelah berdoa, Bita menaburkan bunga di atas makam papanya. Sejenak kemudian berdiri dan mengambil ponsel dari dalam tasnya berniat menelpon Vega.

CUT TO

06. EXT. TERAS DEPAN KOST VEGA / SORE HARI

Pelaku : Vega

Vega pulang dari kantor berniat mencari kunci pintu. Beberapa detik kemudian ponselnya berbunyi.

VEGA :

Bita, ada apa ? Apa ?! Halo…halo…Bita…Bita…

Sesaat kemudian terdengar nada sms dari Bita.

(CU) tulisan sms di ponsel Vega.

Biara St. Jose

Pasar Baru Jakarta Pusat

VEGA :

Gila ! Kejutan apalagi ini, Bita ?

Bagaimana aku harus menjelaskan semua ini

kepada Janeth, Mama Grace dan terutama Vincent ?

Oh, God, mimpi apa aku semalam …

Tiba-tiba Satria muncul dengan raut muka agak sedikit kesal.

VEGA :

Ada apa lagi ?

SATRIA :

Aku belum tenang sebelum kau memberikan alasan yang logis mengapa kamu dengan begitu gampang memutuskan hubungan kita ?

VEGA :

Sudah tidak ada yang perlu dijelaskan lagi.

Intinya diantara kita sudah tidak ada kecocokan lagi. Titik.

Aku lelah, tolong tinggalkan aku.

Emosi Vega memuncak dan tanpa babibu, Vega masuk ke dalam kostnya dan membanting pintu kost dari dalam.

SATRIA :

Vega… buka pintunya.

Aku tidak bisa terima semua ini. Vega …

Shit !

Dengan kesal, Satria meninggalkan kost Vega.

CUT TO

5

07. INT. RUANG TAMU KOST VEGA / SORE HARI

Pelaku : Vega

Sambil tetap bersandar di pintu masuk.

VEGA :

Bagiku, persahabatan adalah diatas segalanya.

Buat apa punya cowok yang kekanak-kanakan seperti dia. Buang-buang energi saja. Bita, aku akan berusaha keras untuk membantumu keluar dari mimpi buruk ini.

Kau adalah sahabat sejatiku satu-satunya dan akupun tidak rela jika kehilangan dirimu.

CUT TO

08. INT. DALAM GEREJA-BIARA / MALAM HARI

Pelaku : Bita, Renata

Bita berjalan menuju kamar tidur asrama biarawati. Tampak dia sedang berganti baju tidur. Tiba-tiba tanpa disadarinya, biarawati Renata mengintip dari lubang kunci dengan pandangan penuh birahi.

CUT TO

STOP MOTION

PESAN :

Ibarat pepatah, ketika api mulai tersulut, maka air atau kayu bakar pilihan kita ? Jawabannya bisa jadi tergantung kebutuhan. Dan kedua pilihan itu sah berjalan beriringan hingga resiko tak lagi menjadi soal.

Naif banget, hari gini kita ngomongin kiamat. Basi banget, penyesalan datangnya selalu diakhir. Ketika Yin dan Yang tak lagi menjadi hakim. Tobat sebagai aji mumpung, masihkah berpihak kepada kita ? Apakah endapan perenungan tentang kesementaraan hidup ini telah bergumul dengan desir nafas dan aliran darah kita ? Atau bahkan, kita sudah mulai mati rasa ?

Tidak ada komentar:

TENTANGKU

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Aku adalah perempuan pejalan sepi yang senantiasa damai jika bercanda dengan bintang dan malam hari... Aku adalah aku. Terserah orang menilaiku bagaimana dan siapa aku. Yang penting, Tuhan masih memberiku nafas untuk terus berkarya, so.... LIFE ON ART MUST GO ON...